KOMPETENSI DIRI
Nama saya Danu Ari Wibowo, saya lahir di Jakarta pada tanggal 10 Januari 1992, tapi karena kesalahan kecil ayah saya, di akte tertulis bahwa saya lahir pada tanggal 20 Januari 1992. Saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah saya seorang sopir dan ibu saya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sekaligus mengelola warung kecil di depan rumah kami. Kakak saya yang pertama lahir tahun 1983, dan kakak saya yang kedua lahir tahun 1985. Saya tinggal di Jakarta, di dekat daerah militer Angkatan Udara, tepatnya di Halim Perdanakusuma.
Saya termasuk anak yang cerdas dari Tk, kira-kira sampai saya duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama kepintaran saya bertahan. Setelah itu, entah kepintaran saya pergi kemana sehingga saya jadi orang yang biasa-biasa saja. Saya sangat menyukai hal-hal yang berbau matematika atau hitung-hitungan. Dulu waktu kelas VI Sekolah Dasar dan kelas II Sekolah Menengah Pertama, saya pernah mengikuti olimpiade matematika. Saya dipilih mewakili sekolah saya dan itu merupakan suatu kebanggaan untuk diri saya karena bisa mewakili sekolah dalam event sebesar itu. Saya bisa mewujudkan cita-cita saya waktu itu untuk menjadi seorang pilot karena dulu saya berpikir untuk menjadi seorang pilot, kita tidak hanya harus pintar, tapi juga harus mempunyai biaya yang tidak sedikit. Bicara tentang cita-cita, dari kecil cita-cita saya selalu berubah-ubah. Awalnya saya ingin jadi pilot, dokter, atau bahkan menjadi seorang arsitek yang nantinya akan membangun gedung yang lebih tinggi dari Monumen Nasional (Monas). Semakin dewasa, ternyata cita-cita saya sama seperti orang kebanyakan, menjadi masyarakat yang berguna bagi bangsa Indonesia dan juga bisa mengharumkan nama bangsa. Selain itu, karena saya seorang gamer, saya ingin membuat game yang sulit untuk diselesaikan. Saya juga ingin membuat sebuah mesin pemindah massa, walaupun terdengar sangat tidak mungkin membuat mesin itu. Karena itulah, untuk mencapai cita-cita itu, saya mulai kuliah dan menggeluti dunia Informatika seperti sekarang ini.
Dari tahun 2006, saya mencoba menggeluti dunia Taekwondo, olahraga bela diri dari negara Korea. Awalnya, saya menggeluti olahraga ini hanya karena seorang perempuan yang saya suka, tapi lama-kelamaan saya malah terus mendalami olahraga ini sampai Februari 2012 nanti mudah-mudahan saya bisa mengikuti ujian sabuk hitam. Melihat perkembangan olahraga Taekwondo di Indonesia, saya ingin sekali menjadi atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia, tapi karena umur saya yang kebetulan tanggal 20 Januari nanti memasuki kepala dua, impian itu hanya bisa dikenang saja. Karena taekwondo inilah saya bisa kuliah sambil mencari tambahan uang saku dengan mengajar Taekwondo di beberapa sekolah dan tempat-tempat latihan di sekitar rumah saya. Selain dengan melatih Taekwondo, saya juga mendapatkan penghasilan tambahan uang saku dari mengajar anak-anak Sekolah Dasar. Awalnya saya tidak percaya diri untuk mengajar, tapi karena kakak saya yang pertama juga dulu pernah mengajar, maka saya diberi pengarahan dan akhirnya mulai terbiasa mengajar dan memberikan ilmu yang paling tidak bisa membantu murid yang saya ajar disekolahnya.
Belum lama ini, sekitar bulan September 2011, saya juga mulai menggeluti olahraga yang berasal dari Perancis bernama Parkour atau di Inggris lebih dikenal dengan nama Freerunnning. Olahraga ini bisa dibilang olahraga ekstrim karena resikonya yang memungkinkan patah tulang atau bahkan kematian. Olahraga ini bertujuan untuk berpindah tempat dari poin A ke poin B secepat dan se-efisien mungkin. Saya dan seorang teman saya mendirikan komunitas parkour Halim Perdanakusuma. Awalnya hanya kami berdua yang berlatih, tapi sampai sekarang sudah bertambah menjadi enam orang.
Selain itu, saya juga lumayan mahir dalam hal memasak. Awalnya, saya juga pernah bercita-cita ingin menjadi seorang juru masak (chef). Menurut saya, laki-laki yang pandai memasak itu keren karena umumnya memasak adalah pekerjaan perempuan. Saya bisa memasak dari mulai duduk di bangku smp. saya sering melihat ibu saya memasak di dapur, jadi kemampuan memasak ibu saya bisa saya pelajari dan akhirnya sampai sekarang saya bisa memasak beberapa makanan yang menurut saya rasanya tidak begitu buruk.
Saya termasuk orang yang malas sekali, malas untuk melakukan sesuatu, malas dalam berbagai macam hal, tetapi bila sudah mengerjakan sesuatu saya akan menyelesaikannya sampai selesai seperti motto hidup saya “kalau kita sudah mulai Start maka kita harus mengakhirinya sampai Finish”.
Menurut teman-teman saya, saya termasuk orang yang enak diajak ngobrol, dan pendengar yang baik karena bisa memberikan masukan-masukan yang bisa membangun. Saya juga dianggap orang yang supel, santai, dan mudah sekali bergaul.
Di keluarga, saya bisa dibilang anak yang paling susah diatur dan suka bertindak seenaknya. Pernah ada suatu konflik yang menyebabkan saya selalu menyesal bila mengingat hal itu. Saya sebenarnya lulus tahun 2009 dan waktu itu diterima di Politeknik Negeri Jakarta lewat jalur Penyaluran Minat Dan Bakat (PMDK), tapi karena ayah saya yang tidak setuju dan memaksa saya untuk mendaftar sebagai Bintara TNI AU, maka kesempatan itu saya lepas dan berakibat saya menunda kuliah saya selama dua tahun dan pada tahun 2011 ini saya baru bisa merasakan bangku kuliah. Saya sudah memilih untuk kuliah dan akhirnya ayah saya memutuskan untuk memberikan kekuasaan penuh kepada saya untuk menentukan masa depan saya seperti yang saya inginkan dua tahun lalu.
Karena itu, semenjak saya kuliah, saya mulai membenahi diri saya. Saya harus serius dan tekun untuk kuliah dan mencapai kesuksesan yang nantinya akan saya buat orang tua saya menangis karena keberhasilan saya. Saya akan raih cita-cita serta mimpi-mimpi saya yang sudah saya pikirkan sejak lama. Dengan kemampuan saya yang sekarang, saya yakin bisa mewujudkan semua itu jika saya mau berusaha semaksimal mungkin.
No comments:
Post a Comment